Kamis, 04 Februari 2021

Ikutan Sayembara Logo Instrument & Electrical Badak LNG!!!

Beberapa waktu lalu saya ikut sayembara logo baru untuk Instrument & Electrical Section di Badak LNG. Sayembara internal section saja. Karena belum bisa pakai sotosop, corel, atau sejenisnya untuk menggambar, jadilah saya pakai power point hehehe. Setelah riset kecil, menentukan konsep, warna, dan menggambar (yes pakai shapes di ppt), gambar dan edit akhir di software editing dibuat oleh teman saya, Haggy. Walaupun tidak menang, saya taruh di sini saja, sebagai pengingat kalau pernah ikut lomba logo. Menurut saya logo ini cukup baik hihihi☺☺

Oh iya, ini penampakan dan penjelasan logonya:


Draft Logo Instrument & Electrical Section

  • Ilustrasi lampu dan local indicator melambangkan identitas alat listrik dan instrumentasi
  • Inisial "IE" yang terdapat di dalam lingkaran melambangkan akronim dari Instrument dan Electrical
  • Warna Biru melambangkan arti loyalitas, kehormatan, dan kepercayaan. Biru merupakan warna identitas Lock Out Tag Out Electrical di Badak LNG
  • Warna Hijau melambangkan arti pertumbuhan dan harmoni. Hijau merupakan warna identitas Lock Out Tag Out Instrument di Badak LNG
  • Warna Merah melambangkan arti energi, kekuatan, dan semangat

Setelah memastikan di persyaratan tidak ada statement harus hasil karya seorang diri, saya dan Haggy pun brainstorming soal logo ini. IMO, walaupun bukan ahli, saya lebih kuat di konsep dan riset, dia lebih kuat di editing gambar dan pembuatan efek di software editing. Taraaa... dan inilah hasilnya.

Rabu, 03 Februari 2021

Mencoba kembali

Kadang, meskipun kita tidak tahu benar akar permasalahannya apa, tapi masalah bisa selesai sendiri. 

Pagi ini saya dan tim mengerjakan problem control valve yang tidak bisa menutup penuh. Pekerjaan ini adalah pekerjaan terusan dari panggilan call out sebelumnya. Sudah dicoba berkali kali oleh kru call out namun tidak ada kemajuan. Dapat dipastikan body valve bermasalah atau ada sesuatu yang mengganjal di dalam sana. Diperlukan pembongkaran body valve yang pastinya effort yang dibutuhkan akan lebih besar. Mengingat size control valve ini cukup besar, 12 inchi.

Pagi tadi, kami mencoba kembali dengan harapan kalaupun ada yang mengganjal, bisa terlepas atau tergilas. Kalaupun tersangkut, semoga bisa plong lagi. Akhirnya dicoba buka tutup lagi, diinjeksi udara instrument ke aktuator, lalu buka tutup lagi. Kemudian kami mencoba memutar stem plug body, menekannya agar turun dan mengarah ke posisi tutupan, kemudian mengangkatnya kembali agar menuju posisi bukaan. Begitu terus berkali kali, sampai akhirnya travel indicator menunjukkan 0%! Control valve sudah dalam posisi full close. 

Setelah itu, bersama operator, kami coba untuk stroke test dari DCS. Problem control valve fuel gas venting yang tidak bisa menutup dan stuck di bukaan 10% pun sudah teratasi.

Sebenarnya kami belum tahu benar, apa yang membuat stem plug seperti terganjal sesuatu. Kami hanya bisa menduga-duga, ganjalan atau halangan di dalam sana menghilang karena banyak dicoba buka tutup berulang kali. Namun kami sudah memastikan setelah control valve sudah bisa menutup sempurna, pergerakan ketika stroke test sudah smooth. Tes ini kami lakukan berulang kali juga.

Saya yakin, masing-masing dari kami mengucap syukur, karena tidak jadi membongkar body valve hehehe. Belum lagi harus mencari material gasket body yang kami tidak tahu apakah sedang available di warehouse atau tidak. Dengan selesainya problem ini, tidak perlu ada material yang dibeli, tidak perlu tenaga/ manpower yang banyak. Coba bayangkan bagaimana kalau pengecekan control valve ini tidak dicoba sekali lagi? 

Selasa, 02 Februari 2021

Latihan Mikir Lewat Tulisan

Halo!

Ceritanya saya berencana membuat blog ini sebagai wadah latihan. Latihan apa saja. Bisa latihan menulis, latihan mengungkapkan pikiran, pandangan, dan emosi, latihan bercerita, latihan mendeskripsikan sesuatu, latihan mengingat, juga latihan berbagi tips tips berguna maupun tidak berguna (setidaknya yang tips tidak berguna masih bisa disebut berguna buat latihan yang lain). Karena menurutku, tulisan tidak harus berguna, tapi sebisa mungkin tidak harmful, bener nggak?

Karena ini tempat latihan, mungkin bisa jadi banyak salahnya. Selama ini saya sudah cukup sering takut salah, jadinya malah tidak menulis apa-apa, tidak latihan apa-apa. Untuk kali ini, arahnya akan berbeda...



Senin, 01 Februari 2021

Rasanya Tes Antigen dan Swab PCR

Tanggal 20 Januari kemarin, saya dites Antigen covid 19 dengan hasil negatif. Tapi beberapa hari kemudian diminta swab PCR lagi.

Hah kok gitu? kan hasil tes antigen sudah negatif? Kenapa tes swab PCR lagi?

Hehe jadi gini, saya mau berbagi pengalaman tes Antigen dan Swab PCR yang agak unik ini.

Jadi hari senin sore, 18 Januari saya demam menggigil, lalu berobat ke rumah sakit keesokan paginya. Kemudian saya pulang dengan membawa 9 tablet paracetamol dan vitamin.

Hari Rabu, saya diminta oleh Bapak Manajer kantor untuk tes antigen, karena lonjakan kasus dan sudah 2 hari tidak masuk kerja. Saya juga heran, biasanya demam begini saya langsung sembuh, yang ini 2 hari masih terasa lemas.

Jadilah saya dites antigen untuk yang pertama kalinya. 

Saya menunggu antrian tes antigen cukup lama, dengan keadaan yang demam, laper, dan haus. Di situ saya menyadari, ternyata di lingkup lingkungan saya yang kecil ini, hasil tracing bisa sebanyak ini. Saat itulah waktunya orang bertanya tanya: hasil tracing siapa? kok tes antigen? rapid antibodinya positif? Hehe engga pak, saya demam. 

Akhirnya sayapun dipanggil untuk tes antigen. Saya disuruh duduk, kemudian membuka masker. Lalu petugas menyuruh saya tarik nafas dan memasukkan alat seperti cotton bud ke lubang hidung kanan. Eh ternyata tidak seseram itu! Hahaha.. saya malah merasa plong, tapi tetap tidak berani buka mata ahahaha. Kemudian saya diberi waktu jeda sebentar untuk menenangkan diri (sepertinya begitu). Lalu saya ditanya apakah sudah siap untuk lubang hidung kiri? Oh tentu. Saya tahan napas kali ini, untuk sesaat saya benar-benar lupa! lupa bernapas! Tapi karena merasa tidak enak, saya langsung ingat untuk tarik napas, ooh ternyata semudah ini. Saya jadi tahu, lebih terasa mudah ketika kita menarik napas saat tes antigen.

Kemudian kita jadi tahu bahwa semua orang khawatir.

Ketika tes antigen, menyebarlah berita di tempat kerja bahwa saya termasuk orang bergejala. Sore itu beberapa orang sudah menunggu-nunggu bagaimana hasil tes antigen saya. Saya baru makan siang jam setengah 4 sore sambil menunggu hasil tes yang dijanjikan keluar jam setengah 5. Setelah makan sore, pesan-pesan whatsapp sudah berdatangan menanyakan hasil tes saya. Hmm saya juga belum tahu. Saya kemudian ke rumah sakit kembali untuk mengambil hasil tes antigen daaan... hasilnya negatif. Semua orang lega mengetahui kabar ini. Saat-saat seperti ini, dengan antrian tes sebanyak itu, memang membuat banyak orang khawatir.

Obat Ajaib

Senin, 25 Januari, 5 hari sejak saya tes antigen negatif, seminggu sejak pertama kali demam. Saya belum sembuh juga. Sebenarnya dari hari Jumat, 22 Januari saya sudah masuk kerja. Sudah memastikan diri kuat namun tumbang juga ketika istirahat siang. Siang itu terasa dingiin sekali. Saya meminum salah satu dari 2 tablet paracetamol yang tersisa dan blaaaar obat ini membuat saya cling! Untuk pertama kalinya saya merasa sadar untuk berterimakasih kepada penemu obat ini. Langsung segar lagi. Tablet terakhir dari obat ajaib saya habiskan malam itu. Dan benar saja, saya langsung segar dan ketika efek obat hilang, keesokan harinya badan saya masih terasa hawa panas tapi tidak sampai mengganggu aktivitas. Dan saya pun yakin tidak butuh obat ajaib lagi hari itu.

Sibuknya Petugas Medis

Hari senin siang itu saya berinisiatif untuk kembali ke rumah sakit. Menanyakan kenapa saya tidak merasa benar-benar sembuh? Hahaha maaf ya dokter dan perawat kalau bertemu pasien yang pertanyaannya seperti saya. Tapi akhirnya saya diminta untuk ambil darah, tes rontgen thorax, dan swab PCR! woww di pikiran saya sih ini banyak sekali pengambilan datanya. 

Hari inipun ramai sekali. Banyak wajah yang saya tidak kenal di lingkungan kecil ini. Tapi kali ini lebih banyak lagi wajah-wajah yang saya kenal. Si virus makin dekat rupanya. Di sini saya melihat sendiri kalau pada saat-saat seperti ini, perawat dan dokter super duper sibuknya. Seperti tidak ada jeda. Sebentar-bentar telepon, sebentar-bentar menulis, sebentar-bentar ditanya, sambil terus memeriksa, bertanya, mengambil keputusan cepat. Tidak bisa dibayangkan kalau saya yang ada di situ, dengan kemampuan decision making seperti kacang polong. Yak dengan bayangan seperti ini, saya benar-benar tahu kenapa bukan saya yang duduk di situ. 

Negatif Bukan Berarti Sehat 

Dua hari setelah saya dites PCR, saya mendapat kabar bahwa hasilnya negatif lewat pesan whatsapp. Alhamdulillah, isolasi mandiri hanya berlangsung 2 hari. Lebih cepat sehari dari yang dijanjikan. Saya pun merasa sudah sehat.

Kekhawatiran dari 2 hari lalu juga sudah menguap. Jadi ingat ketika ditenangkan oleh dokter dengan suara pelan agar berdoa supaya hasil PCR negatif dan tidak panik dan sesak (kalau-kalau kabar positif yang datang) karena sesak itu sesungguhnya berasal dari panik, bukan dari penyakit itu sendiri. Baik, Dok, laksanakan! walaupun saya tidak tahu sesak itu sebenarnya bagaimana dan saya harus apa ketika itu terjadi. Dan saya roaming karena ada bapak-bapak tetangga yang juga ke rumah sakit hari itu yang menanyakan saya kenapa, padahal saya saat itu juga belum tahu kenapa hahaha... Sepertinya karena perlakuan perawat dan dokter ke saya terlihat lebih serius saat itu.

Oiya, PCR ini dicolok hidung kiri kanan dan tenggorokan. Rasanya lebih ngga enak daripada antigen. Antigen kan plong gitu yah ahahaha, nah ini rasanya lebih dalem, trik menarik napas rasanya tidak terlalu berlaku di sini. Jadi bersiaplah tisu bila perlu. Apalagi yang swab tenggorokan, disuruh bilang "aaaa" trus dimasukin cotton bud yang keluar suaranya jadi "aaaakkk" astagaaa cerita macam apa ini?? 

Yaah akhirnya hari ini, 1 Februari 2021, kapsul antibiotik terakhir saya habis. Ya, saya negatif covid 19 Alhamdulillah. Alhamdulillah yang ke 2 adalah saya tahu dari hasil rontgen kalau saya ada pneumonia dextra. Serabut-serabut putih di paru-paru kanan. Dan kata dokter, ini yang bikin demam melulu. Syukurnya adalah saya jadi tau ada yang kurang beres hihi. Dan sudah diberi obat antibiotik yang didelivery sampai ke teras rumah (makasih banyak RS Badak!). Dan saya sudah baik-baik saja. Dan saya sudah masuk kerja lagi. Sekarang, apakah ini mengkhawatirkan? Hmm sampai saat ini sih tidak ada keluhan. Semoga memang demikian.

Senin, 06 Juli 2020

First Week of July

Kemarin hari lahir salah satu orang yang kukenal selama 25 tahun, kakakku. Orang yang bisa dibilang paling dekat, karena jarak umur kami yang juga dekat. Dulu kami sering dikira kembar. Apa yang dia pakai selalu ingin kupakai juga. Apa yang dibeli buat dia, pasti aku dibelikan juga. Baju kami dijahit sama, kalau beli tinggal tunjuk model yang sama, dengan 2 nomor berbeda. Sepatu kami juga. Aku nomor lebih kecil tentunya. Begitulah sampai kira kira aku berumur 10 tahun, tinggi kami sama, dan terus kubalap sampai sekarang. 

Aku ingat waktu itu kami diberi kebebasan memilih model dan warna pakaian lebaran yang kemudian dijahitkan di tukang jahit. Kakakku selalu tau apa yang dia mau. Dia punya model sendiri. Aku bagaimana? Meniru dia pasti. Dia kesal bukan main saat itu. Mungkin karena sudah bertahun-tahun punya barang yang sama dan mulai remaja pasti sudah ingin berbeda. Rivalitas kami? Jangan ditanya. Orang yang paling sering berkelahi atau bertengkar denganmu adalah orang yang paling dekat denganmu.

Sekarang mungkin orang yang paling kudoakan kebahagiannya setelah orangtuaku adalah kakakku ini. Semoga dia selalu berbahagia dan diberi kekayaan. Kaya hati, ilmu, dan harta pastinya hahaha. Selain itu  semoga dia selalu dikelilingi oleh orang orang baik!

Mungkin segitu dulu ceritanya. Sudah Senin, 05.43 pagi.

Kamis, 10 Januari 2019

Cara Menghapus Bunga Tabungan di Bank Konvensional

Hiya!

Kali ini saya mau jelasin cara menghapus bunga tabungan di bank konvensional. Yap! Ternyata bunga tabungan itu bisa dihapus. Jadi, buat kamu yang mau mencoba mengurangi hal-hal riba dalam idup, ini salah satu cara yang enak dilakukan. Caranya gampang banget:

1. Kamu tinggal dateng ke customer service bank. Kalau bingung, tanya ke security, ntar paling diminta untuk ambil nomor antrian ke cs.
2. Kalo udah di depan cs, bilang kalau kamu mau menghapus bunga tabungan. Sebelumnya, pastikan kamu udah bawa buku tabungan, ATM, dan KTP kamu yaa..
3. Kamu bakal dikasih form permohonan penghapusan bunga tabungan. Form isiannya dikit aja kok. Sambil dilihat kelengkapan yang kamu bawa.
4. Setelah mas/ mbak cs ketak-ketik bentar, kamu bakal dikasih kopian permohonan penghapusan bunga yang tadi.
5. Udah deh. Bulan depan, kamu gak akan nerima bunga tabungan lagi :)

Terus, dampaknya apa ke kamu? Yaah bulan depan, potongan administrasi tabungan akan pure dipotong dari saldo kamu. Ngga ada tuh "kortingan" biaya administrasi karena adanya bunga. Tapi... kamu jadi lebih tenang kan, karena uang kamu seenggaknya udah ngga kecampur sama unsur riba yang berasal dari bunga.

Oh iya, ini saya lakukan di bank mandiri ya, silakan coba aja di bank konvensional yang lain. Setau saya bisa juga kok.

Trus trus kenapa ngga sekalian aja tuh pindah tabungan ke bank syariah?
Wah bagus tuh kalau bisa pindah kaya gitu. Cuma kadang nih, ada pekerja yang transfer gajinya sudah ditentukan lewat bank mana. Mungkin, bisa aja ajukan permohonan pindah bank ke bagian finance perusahaan. Tapi mungkin juga ngga semua perusahaan bisa menyetujui. Jadi, cara penghapusan bunga ini, termasuk alternatif yang paling mudah karena bentar bangeeeet.

Menghindari riba jaman sekarang mah berat euy, makanya, nyoba hal kecil kaya gini boleh banget lho... Ehehehe
Have a nice try ya!



Senin, 20 Agustus 2018

Yuda, yang Datang dari Masa Lalu

Dunia itu berjalan paralel untuk 7 miliar manusia. Seenggaknya itu yang ada di pikiran saya ketika melihat Yuda semalam. Yuda. Saya menonton dia menyanyi di suatu acara pentas HUT RI tanpa menyadari kalau dia adalah Yuda yang dulu. Dia sudah di fase dewasa muda juga rupanya. Kita sama.
 
Yuda adalah adik kelas saya saat SD, 12 tahun lalu. Saya tidak pernah melihatnya lagi selama 12 tahun ini, hingga tadi malam, saya melihatnya tampil menyanyi dengan begitu hebatnya. Ia mampu membuat penonton ikut bernyanyi bersamanya, membuat sahabat-sahabatnya bahagia, dan membuat guru-gurunya bangga. Ya, Yuda memang spesial. Keunikan tuna grahita sudah ada bersamanya mungkin semenjak dia lahir.

Sebenarnya hal yang paling membuat saya merasa haru adalah menyadari bahwa manusia bertumbuh dan berkembang dengan timeline-nya masing-masing. Hidup bukan tentang diri sendiri aja. Seiring timeline hidup saya, sedang berjalan  timeline untuk bermilyar-milyar manusia lainnya, termasuk Yuda. Sejak 12 tahun lalu saya ngga pernah kepikiran Yuda sama sekali. Hingga saat saya mengenali sosoknya kembali dengan membawa sepotong ingatan masa kecil saat SD dulu.

Well, Yuda tidak kenal saya. Tapi saya, sudah pasti tau dia. Menjadi spesial memang akan menarik perhatian siapapun. Tapi sekaligus juga bisa dilupakan siapapun. Saya ingat Yuda dulu sering diganggu. Ngga bisa dipungkiri, anak-anak spesial memang rawan dengan keisengan anak-anak lain. Yaah ngga sampai menyakiti sih, Yuda juga jenis orang yang always happy and bring happiness anywhere anytime. Dan itu kekuatan dia. Saya dapat info kalau Yuda sekarang menjadi contoh bagi anak-anak lain karena ketekunannya. Kemudian saya tahu, Yuda sedang berada di tempat yang tepat.

Oh iya, buat kalian yang pengen ketemu Yuda dan teman temannya, bisa dateng ke Inkubator Bisnis SLB Permata Bunda Bontang di dekat rumah saya. Inbis ini adalah wadah untuk Yuda dan teman-teman ABK lainnya untuk bisa berkarya dan terjun ke masyarakat. Di Inbis, Yuda dan teman-teman punya banyak kegiatan loh. Kalian bisa beli hasil karya mereka. Ada accessories, kaos, sampai hasil budidaya tanaman hidroponik. Selengkapnya bisa browsing deh. Kemarin, Inbis ini juga ngadain kelas belajar bahasa isyarat BISINDO, supaya "teman-teman dengar" bisa ngobrol bareng "teman-teman tuli", dan ada kelas public speakingnya juga. Selain itu, Yuda dan teman-teman juga ada kegiatan bersih-bersih lingkungan seminggu sekali. Karena merekalah, gang tempat tinggal saya jadi lebih bersih. Sekarang, Yuda dan teman-temannya sedang ada misi "Kampung Aren Berdaya". Misi ini bertujuan membuat "Kampung Aren" (lingkungan inbis dan tempat saya tinggal) menjadi ramah disabilitas, lebih nyaman, dan pastinya berdaya!